Wah, Indonesia Negara BarangBajakan Terbesar Ke-11 di Dunia!

Semua sepertinya sudah tau kalau
Indonesia merupakan negara yang
penuh dengan barang bajakan.
Tidak hanya pembuat barang
bajakan saja, namun negara ini
juga merupakan konsumen barang
bajakan terbesar bila dibandingkan
negara lain.
Tak terkecuali industri software,
disini kita dapat menemukan
software bajakan dengan sangat
mudah, alasannya tentu saja
karena software yang asli sangat
mahal bila dibandingkan software
bajakannya. Dari penggunaan
komputer rumahan hingga kantor
saja masih ada saja yang
menggunakan software bajakan
tersebut.
Menurut studi terbaru dari BSA
(Business Software Alliance)
Indonesia yang adakan oleh IDC
(International Data Corporation),
ternyata level pembajakan di
negara kita masih sangat tinggi.
Selidik punya selidik, Indonesia
rupanya masuk urutan ke-11
sebagai negara dengan tingkat
pembajakan (secara keseluruhan),
bergabung dengan negara lain
yang kebanyakan berasal dari
Afrika.
Negara yang terkenal dengan
penghasil produk konsumen
bajakan (Cina) saja tidak masuk
kedalam daftar 20 besar tersebut.
Data ini juga melaporkan kalau
software tanpa lisensi yang masih
digunakan di seluruh komputer di
Indonesia mencapai 1.32 miliar
dolar Amerika di tahun 2010.
Donny Sheyoputra, ketua
perwakilan dari BSA Indonesia
mengatakan kalau penduduk
Indonesia masih perlu edukasi
lebih banyak mengenai software.
Diantaranya informasi seperti:
software yang diunduh dari
jaringan P2P kebanyakan illegal
atau install satu software resmi
untuk 1 komputer namun diinstall
lagi di beberapa komputer di
rumah atau di kantor juga masuk
kedalam kategori pembajakan.
Cukup sulit memang untuk
memberantas software bajakan
karena perlu pengetahuan,
kesadaran, dan etikat baik dari
penjual software maupun
pengguna software. Sementara
Indonesia meraih persentase
sebesar 87% di pembajakan,
negara Asia lain seperti Cina
memperoleh persentase 78%,
Korea Selatan 40%, Taiwan 37%,
Singapura 34%, dan Jepang yang
paling sukses menggalang anti
pembajakan bersamaan dengan
Amerika dengan hanya 20% saja.
Apa yang menjadi faktor
pembajakan khususnya software
masih marak di Indonesia?
Bagaimana menurut teknokerz?
Sumber : teknoup